Changhua, Taiwan — Ketulusan dan semangat kemanusiaan ditunjukkan oleh Allena, seorang aktivis Buruh Migran Indonesia (BMI) di Taiwan. Meski kalender menunjukkan libur panjang selama tiga hari, Allena tetap tidak beristirahat sedikit pun. Ia menghabiskan waktu untuk mendampingi mahasiswa magang dan membantu sesama pekerja migran yang sedang kesulitan.
Dalam keterangannya, Allena menuturkan bahwa pada Sabtu malam dirinya menuju ICU Rumah Sakit Kristen Changhua untuk membesuk dan berkonsultasi dengan pihak medis mengenai kondisi salah satu pekerja migran bernama Wardoyo, yang pingsan setelah mengalami sakit kepala hebat.
“Agency tidak datang sama sekali,” ungkap Allena, menyoroti absennya perwakilan agensi tenaga kerja yang seharusnya mendampingi pekerja tersebut.
Menurut informasi dari rumah sakit, penyebab pasti penyakit Wardoyo masih dalam proses pemeriksaan melalui MRI dan CT Scan yang dijadwalkan hari ini.
Namun perjuangan Allena tak berhenti di situ. Saat berada di ruang ICU, ia kembali menerima panggilan darurat dari seorang TKI lain bernama Fuad, yang dikabarkan pingsan di sekitar Stasiun Taichung.
“Mohon maaf saya tidak bisa langsung meluncur malam kemarin ke Taichung karena harus menjemput anak saya yang kecil yang sedang ada kegiatan,” jelasnya.
Kisah Allena menjadi potret nyata dedikasi seorang aktivis yang tak hanya membantu sesama pekerja migran di lapangan, tetapi juga berjuang menyeimbangkan peran sebagai ibu dan pendamping kemanusiaan.
Semangatnya menjadi pengingat bahwa kepedulian tidak mengenal waktu maupun hari libur — sebuah keteladanan bagi komunitas BMI di seluruh Taiwan.
